Jumat, September 12, 2008

Slank Siap Go International


16/08/2008
Dari Gang Potlot Menuju Mancanegara

INILAH.COM, Jakarta - Siapa tak kenal grup band Slank, legenda hidup musik di Tanah Air? Grup musik ini tengah bersiap go international. Persiapannya berjalan tiga tahun. Bermula sejak 2006, ketika mereka meluncurkan album di AS.

Setelah melakukan riset, akhirnya Slank bersepakat dengan Blues Saraceno (mantan grup Poison) untuk memproduksi album berbahasa Inggris Slank. Bertindak sebagai distributor di AS adalah Megaforce (New York).

Pada Juli–Agustus 2007, Slank sudah memulai rekaman dan melanjutkan proses mixing dan mastering di Studio City Sound di California.


Pada 2008, Slank memulai usaha mencari dukungan dana dan fasilitas untuk promo tour di 10 kota di AS. Ke-10 kota itu terdiri dari Los Angeles, San Fransisco, New York, Boston, Santa Cruz, Petaluma, Crystal Bay, Chico, Dallas, dan Seattle.


Slank merogoh kantong sendiri untuk kepentingan peluncuran album Anthem for the Broken Hearted ini. Sebagian besar uang telah mereka habiskan untuk ongkos produksi. Sedangkan sisanya tidak cukup membiayai promo tour sepanjang Oktober 2008 itu.


Menurut Denny dan Masto dari manajemen Slank, proses patungan tabungan anggota Slank harus melalui negosiasi dengan masing-masing keluarga anggota Slank. Pihak keluarga personel Slank mendukung niat itu dan bersedia berbagi tabungan untuk proyek besar ini.


"Kita bukan sekadar merilis album di Amerika. Kita mau membawa cerita Indonesia yang positif ke sana. Berita-berita mengenai Indonesia yang disiarkan di luar negeri selalu negatif. Padahal kita juga memerangi korupsi serta ingin berusaha hidup harmonis, berusaha menghijaukan kembali hutan kita. Slank selalu menyuarakan itu," jelas Bimbim, pentolan sekaligus pendiri Slank.


Karena itu, begitu Bimbim, Slank bakal membawa film yang diputar waktu pertunjukan Slank. "Biar penonton juga melihat Indonesia yang berbeda dengan berita media massa di sana," lanjut Bimbim.


Akhir Juni lalu, Slank berkunjung ke kantor Peter F Gontha, pemangku adat acara tahunan Java Jazz Festival. Sejak pertama pembicaraan, Gontha langsung memberi dukungan sepenuhnya atas rencana Slank. Ibunda Iffet, pihak manajemen Slank, dan anggota Slank agak terkejut dengan dukungan spontan Gontha.


Menurut Gontha, inisiatif kelompok orang muda, seperti Slank, yang mau berprakarsa membantu pemerintah membangun citra positif dengan menceritakan sisi yang baik dari orang Indonesia, harus didukung.


Dalam rangka mendapatkan dukungan itu pula, pada Senin (11/8) lalu, seluruh anggota Slank, lengkap dengan bunda Iffet, Masto dan Denny, didampingi Peter F Gontha, menghadap Menteri Budaya dan Pariwisata Jero Wacik.


Dalam sambutannya, Jero Wacik menggarisbawahi tentang Bhinneka Tunggal Ika. Bukan hanya perkara seni budaya tradisional, tapi juga Slank sebagai grup rock yang dapat menjadi duta diplomasi Indonesia di dunia internasional.


Menteri Wacik memberi dukungan atas rencana Slank melakukan promo tour di AS. Ia juga akan menghubungi berbagai pihak untuk mendukung rencana Slank ini.


Slank go international memang sudah saatnya. Grup musik ini tumbuh menjadi grup yang solid dengan jumlah pengemar fanatik yang tidak sedikit.


Grup ini berdiri pada Desember 1983 dengan nama Cikini Stones Complex (CSC). Personelnya adalah anak-anak SMA Perguruan Cikini, Jakarta.

Slank formasi pertama, dibangun dari pecahan Cikini Stones Complex (yang lain membentuk Cikini Metal Stones), didukung oleh Bimbim (drum), Willy (vokalis), Donny (bas), Bongky (gitar), dan Adri (kibor).

Lalu susunan personel berubah. Pay masuk menggantikan Bongky, sementara Bongky menggeser Donny, dan Indra menempati posisi Adri. Mereka bermarkas di Gang Potlot, Jakarta Selatan, dan pertama kali masuk studio rekaman pada 1990.

Semula Slank bernaung di bawah panji manajemen Proyek Q, yang dikomandani Boedi Soesatio. Ketika rekaman album ketiga Slank 3 (1993) manajemen ganti ditangani Pulau Biru Management, sementara Boedi cukup bertindak sebagai produser.

Mulai album keempat (Generasi Biru, 1994), Pulau Biru Management berganti nama menjadi Pulau Biru Productions; Slank bertindak sebagai produser.

Namun rupanya manajemen kewalahan menangani anak-anak Slank, yang kini terdiri atas Bimbim, Kaka (vokal), Abdee Negara dan Ridho Hafiedz (gitar), serta Ivanka (bas).

Bunda Iffet Sidharta, ibu Bimbim, lalu mengambil alih manajemen, mulai album keenam (Lagi Sedih, 1997). Hasilnya? Bunda mengakui banyak yang curiga mengenai posisinya sebagai manajer. Muncul tuduhan nepotisme. Tapi justru di tangannya ada hasil yang jelas.

"Sekarang baru kelihatan jadi duit," tuturnya.

Tidak ada komentar: