Senin, Juli 20, 2009

Slank 103 Persen Dukung Anti-korupsi


Slank, yang selama ini sudah dikenal dengan dukungan mereka terhadap pemberantasan korupsi, kembali menegaskan sikap mereka itu dengan ambil bagian dalam acara deklarasi Cinta Indonesia Cinta KPK (CICAK).

Di Tugu Proklamasi, Jalan Proklamasi, Jakarta Pusat, Minggu (12/7), Slank--Kaka (vokal), Bimbim (drum), Abdee (gitar), Ridho (gitar), dan Ivanka (bas)--menyatakan lagi memberi dukungan terhadap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), yang, menurut gerakan CICAK, masih saja dihantam oleh berbagai pihak yang merasa terganggu akan keberadaan dan perjuangan KPK.

"Deklarasi CICAK ini bagus, karena memberantas korupsi harus sama-sama, enggak bisa KPK sendirian. Kami pun harus memberi dukungan nyata," ujar Bimbim. "Sudah sejak dulu dukung KPK. Dulu 100 persen, sekarang 103 persen," kata Kaka. "Mudah-mudahan dengan slogan CICAK ini, anak kecil juga bisa tahu. Apalagi, siapa sih anak kecil yang enggak tahu cicak, dan itu juga ada lagunya," timpal Bimbim.

Dukungan paling nyata band yang lahir di Gang Potlot tersebut tentu saja berupa lagu-lagu yang menyentil korupsi dan koruptor. "Kami musisi. Cara kami mendukung bisa lewat lagu-lagu yang kami nyanyikan, liriknya, yel-yel di atas panggung, ajakan untuk menyadarkan generasi di bawah kami untuk anti-korupsi," papar Kaka. "Di atas itu, sudah bukan tugas kami, nanti kami kualat," tambahnya dalam seloroh.

Slank tak henti melancarkan provokasi anti-korupsi melalui lagu-lagu mereka. "Dari tahun 1990-an, ada lagu yang buat koruptor, sampai sekarang," ucap Bimbim. "Lagu yang (liriknya berbunyi) 'Memang jaketku kotor, asal bukan seperti koruptor', dan lagu Apatis Blues," tambahnya sambil menyanyikan sepenggal lirik lagu itu. "Ibaratnya, dalam bahasa politk, provokasi. Tapi, kami mengajak orang untuk sadar dan anti-korupsi," terang Kaka. "Intinya, lebih mengajak orang care lah," ujar Ivan menyimpulkan.

Di atas pentas CICAK, Slank membawakan lima lagu dengan lirik bertema anti-korupsi dan semangat untuk hidup. Sebut saja, Seperti Para Koruptor dan Slank Dance. Beberapa puluh Slanker dari sekitar Tugu Proklamasi, dengan membawa bendera-bendera Slank, menonton aksi mereka sembari ikut bernyanyi lantang dan bergoyang.

Slank juga rela tak dibayar untuk tampil dalam setiap acara yang digelar oleh KPK. "Dari pertama kali ngeluarin album, independen, kami enggak pernah dibayar, enggak ada produser, produksi sendiri tanpa modal orang. Ini kepuasan, enggak terbayar," cerita Bimbim. "Dari zaman Pak Taufiqqurahman Ruki, kami sudah jadi ikon. Sampai sekarang, Pak Antasari Azhar kami dukung terus tanpa putus harapan," tegas Kaka.
Selanjutnya, Slank mengincar rekan-rekan mereka, sesama artis musik, sebagai target penularan "virus" anti-korupsi itu. "Kami incer teman-teman seniman. Sebelum mereka berniat jahat, kami tegur duluan," pungkas Bimbim.

Tidak ada komentar: